W E L C O M E TO E N E M I C ...................

Rabu, 20 Mei 2015

F R E E D O M


seperti tidak ada pencarian dan kegelisahan. Arsitektur direduksi menjadi sekedar bentuk (style). Fenomena komodifikasi ini terjadi di mana-mana. Arsitektur tak ada bedanya dengan sandal, sepatu, baju sehingga esensinya hilang. Publik kemudian memandang apa yang ada itulah yang baik. Realitas Indonesia jauh lebih beragam.
Arsitektur lebih kepada nilai kehidupan yang kemudian mengejawantah menjadi ekspresi. Diawali dengan satu gagasan, ide atau nilai-nilai yang ingin diungkapkan.
Bisnis tidak jelek. Tapi, ketika aspeknya menjadi hanya bisnis, itu jadi problem. Mestinya ada dimensi sosialnya. Bisnis adalah produk massal seperti produksi mobil. Sementara arsitektur sangat personal, spesifik, terkait dengan tapak, lingkungan dan orangnya. Penghasilan boleh sama, tapi yang satu anaknya tiga yang lain cuma satu. Dalam sistem kredit disamakan semua. Seperti dalam dunia industri, hanya dikenal kategori S, M, L, rumah juga dibuat seperti itu. ARSITEKNYA ikut karena sudah jadi korban pemilik modal. Kita tidak kuat memengaruhi karena tidak ada pembanding, tidak ada oposisi. Pemodal menjadi single actor, bisa apa saja.

Selasa, 19 Mei 2015


VOID (Kekosongan Dalam Arsitektur)

Hanya Ada Aku & Ruangan Ini

 



kekosongan arsitektur dalam bentukan geometri, berdampak pada psikis seseorang, yaitu merasa bahwa hanya ada ‘aku’ dan ruang ini. Dan manusiawi sekali ketika rasa seperti ini ada, sang manusia tersebut akan menjelajahi dan membaur dengan semua element yang bisa dilihatnya.
konsepsi kekosongan erat hubungannya dengan filosofi kehampaan Zen Buddhisme dan filosofi Lao Tzu dalam ajaran The Tao Te Chin.
kekosongan dalam ruang dalam filosofi ini adalah suatu media untuk ketenangan berpikir, ketenangan hati dan rasa, suatu bentuk kesadaran pada tingkat menuju kesadaran jiwa hingga kesadaran pada tingkat bawah sadar yaitu tingkat transendental perasaan; perasaan yang menyatukan, sebuah ke-satu-an dengan seluruh alam, yang bergabung dalam keseluruhan tunggal.
Karena setiap orang memiliki space schemata masing-masing dan space schemata ini dibentuk oleh struktur dasar yang universal (archetypes), stuktur kondisi sosial dan budaya, serta karakter individu. Sehingga dibutuhkan panduan dalam merasakan imaji kekosongan.